Cerpen Penghiatan ini penulis dapatkan saat pagi-pagi tadi terpaksa pergi ketempat foto copy untuk foto copy beberapa catatan milik temen. Saat di fotocopian penulis membaca kertas di atas etalase terdapat tulisan namanya. Tanpa pikir panjang penulis bertanya "apa kertas iki iseh kanggo? Tak jaluk entuk?" (apa kertas ini masih digunakan? Saya minta bole?) "ora, gowo ae" (tidak, bawa saja) kata penjaga fotocopian.
Sebelum penulis memposting cerpen Penghianatan ini, penulis sempet bergumam dalam hati, "berarti sebelum penulis ke fotocopian dia dah duluan datang ke fotocopian, karena tulisan cerpenya udah kebuka di komputer, tapi saat difikir lagi tidak mungkin. Karena penulis datang pas bertepatan bukanya fotocopian. Berarti tadi malam dia datang kefotocopian untuk print out". Wah malah penulis curhat kemana-mana.
Entah cerita ini kisah nyata atau bukan namun ini adalah salah satu karya yang cukup menarik. Tanpa panjang lebar lagi, penulis mempersilahkan untuk menikmati Cerpen Penghianatan sebagai berikut:
Ilustrasi Penghianatan |
Pengkhianatan
Mimpi yang tak pernah diharapkan datang tanpa permisi bak petir yang menyambar di siang yang cerah tanpa ada kabut hitam yang menyelimuti, itulah yang dialami oleh gadis muda yang merasa bahwa hidupnya tidak seberuntung apa yang dirasakan orang lain. Sisi begitulah nama panggilannya. Gadis yang pendiam dan juga pemalu itu harus merasakan sebuah pahit getirnya penghiatan yang mungkin akan sulit utuk dilupakan dari benaknya saat memasuki tahun terakhirnya di SMA. Sebenarnya ini bukan pengalam pertamanya mengalami sakit, karena sebagai seorang remaja sudah pasti terdapat masalah yang menyakitkan baik itu bersama temannya, gurunya, bahkan keluarganya. Namun pengalaman inilah yang merupakan sebuah pukulan telak yang benar – benar menjatuhkannya.
Cerita ini berawal saat Sisi duduk di bangku kelas VII SMP. Sisi tidak tahu bahwa dia selelu diperhatikan kakak kelasnya bernama Didi, saat dia tiba di sekolah setelah menempuh perjalanan dengan mengayuh sepeda bersama teman – temannya setiap pagi. Didi adalah salah satu anggota OSIS di sekolahnya. Sisi tidak pernah mengira bahwa sebenarnya Didi memendam rasa sehingga Didi memperhatikannya dengan diam – diam. Didi yang selelu memperhatikannya, tanpa butuh waktu lama akhirnya Didi pun tahu kalau Sisi berteman dengan Mimi yang kebetulan satu desa dengan Didi. Dan tanpa sepengetahuan Sisi, Didipun meminta nomor HP Sisi melalui Mimi.
Ketika waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB, Sisi mendapat SMS dari nomor yang tidak dikenalnya. Berkali-kali Sisi mendapat SMS dan panggilan telepon. Akhirnya Sisi pun membalas dengan penuh penasaran“siapa??????”,”aku Didi, anggota OSIS di SMP”,jawabnya dengan penuh rasa percaya diri. Tetapi Sisi bingung karena sebenarnya ia tidak tahu satupun nama anggota OSIS laki- laki di sekolahnya. Namun setelah setiap hari berkomunikasi lewat SMS dan telepon, memunculkan sebuah perasaan yang membuat sisi bingung akan apa yang Sisi rasakan. Karena setiap melihat SMS dan mendengar suara Didi, jantungnya selalu berdetak kencang bagai telah berlari berkilo-kilo jaunhya tanpa henti.
Seiring berjalannya waktu Sisi mulai dekat dengan Didi. sampai akhirnya Didi menyatakan perasaanya kepada Sisi. Perasaan yang telah didi pendam sejak lama. Akan tetapi, Sisi tidak langsung menerimanya, karena Sisi tidak tahu dengan jelas bagaimana perilaku Didi ketika disekolah. Seperti apa sisi lain dari Didi.
Namun selang waktu satu minggu berjalan, Sisi sudah sedikit banyak mengetahuinya bagaimana perilaku Didi yang sebenarnya. dan mulai menimbulkan rasa yang sama kepada Didi. Dan tepat pada tangga 13 Mei 2013, Sisi menerima cinta Didi. Dimana angka itu merupakan angka yang sangat istimewa, angka yang akan selelu Sisi ingat dan tidak bisa untuk dilupakan hingga saat ini.
Berbulan-bulan,bertahun-tahun,mereka menjalani cinta monyet. Hingga akhirnya setelah hubungannya menginjak 2 tahun. Didi mulai berani mengatakan kepada orang tua Sisi bahwa dia akan serius menjalani hubungan itu. Didi juga sudang mengatakan kepada kedua orang tuanya akan cinta suci antara Didi dan Sisi. Seperti apa Sisi dimata Didi.
Setelah Sisi lulus dari SMP, kebetulan Sisi pun memasuki sekolah yang sama dengan Didi. Sebagai insan yang kasmaran, dua sejoli itu selalu bertemu setiap harinya. Baik itu dikantin, saat jamaah sholat dzuhur di musholla ataupun disaat pulang sekolah. Hingga suatu ketika pada tanggal 13 Mei, mereka merayakan anniversary yang ke-3 tahun bersamanya. Tidak begitu mewah, bahkan bisa dibilang cukup sederhana jika dibandingkan dengan kebanyak perayaan muda mudi jaman sekarang. hanya sebuah kue tart, dengan lilin kecil yang menyala – nyala dengan penuh kehangatan sebagai penghiasnya. Itu merupakan moment terakhir Sisi merayakan anniversary bersama Didi. Moment itu sangat berharga bagi Sisi. Moment yang akhirnya hanya bisa menjadi sebuah kenagan. Moment terakhir yang tek terlupakan.
Kini Didi duduk dikelas XII, dan di saat yang sama sisi duduk dikelas XI. Banyak sekali kebetulan yang terjadi di antara mereka berdua. Dan kebetulan mereka kali ini adalah mereka mengambil jurusan yang sama, jurusan yang bagi sebagian orang menganggap hanya anak – anak yang berotak lebih encer yang bisa melakoninya. Jurusan yang konon katanya banyak itung – itungannya. Yaitu jurusan IPA, karena mungkin ini jurusan yang paling pas menurut Sisi.
Ketika bulan Oktober, entah kenapa HP Sisi rusak. HP yang sangat berharga bagi sisi. Karena HP nya yang rusak tersebut Sisi beli dengan tabungannya sendiri. Tabungan yang Sisi sisihkan dari sebagian uang sakunya. Yang membuat mereka tidak bisa berkomunikasi saat tidak bersama. Setelah kurang lebih 8 bulan tidak berkomunikasi melalui alat seluler, Sisi belum juga dibelikan HP. Sisi tidak berani meminta kepada orang tuanya. Karena Sisi berfikir tidak ingin menambah beban orang tuanya.
Setelah sekian lama tidak bekomunikasi dengan HP, Sisi merasakan ada hal yang aneh terhadap perilaku Didi yang sedikit demi sedikit berubah. Berubahnya perilaku Didi membuat Sisi merasa kurang nyaman dengan semua hal tersebut. Sampai akhirnya Sisi memutuskan untuk mencari tahu penyebab itu semua, berbagai cara Sisi lakukan untuk menemukan Jawaban perkara ini. Dari bertanya kepada teman – temanya, sampai menjadi detektif ala Sisi. Memang benar hasil tak akan pernah menghianati proses. Dengan semangat sepenuh hati dari Sisi akhirnya terjawab. Dari hasil penelusuran Sisi lebih lanjut, ternyata Didi mempunyai perasaan dengan teman sekelasnya, yang bernama Fafa. Dan sudah menjalin hubungan dibelakang Sisi.
Mendengar hal tersebut sebenarnya sudah menyayat hati dengan sangat dalam. Yang memberi luka tanpa darah. Dan menghasilkan rasa pedih karena bagai tercabik – cabik oleh binatang buas yang menerkam. Mengenai hal itu, bahkan teman Sisi meyakinkan bahwa Didi bukan pria yang baik ataupun pria yang pantas untuk dipertahankan kesetiannya. Tetapi Sisi masih tidak percaya bahwa mereka menjalin hubungan dibelakangnya. Sisi tidak percaya begitu mudahnya Didi menjadi penghianat, stelah lamanya hubungan mereka. Setelah permintaan restu kepada orang tuanya. Setelah susah senang yang mereka alami selama ini.
Karena masih kurang bukti untuk dapat meyakinkan hatinya tersebut. Sisi kembali melanjutkan aksi detektifnya, untuk mecari informasi tentang hubungan mereka yang belum pasti tesebut. Dan pada suatu aksi detektifnya Sisi melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa cintanya telah dikhianati. Air mata Sisi bak bendungan yang diguyur hujan lebat, sangat sulit untuk menahannya. Hatinya bagaikan kaca mobil yang mengalami adu banteng, hancur berkeping – keping dan berserakan. Bagaikan rumah yang terkena topan katrina di amerika serikat, porak poranda. Bagaikan tsunami tahun 2004 lalu begitu dahsyat luluh lantakkan semua yang ada. Bagai Letusan Krakatau 1883 yang begitu dahsyat sampai asapnya menutupi sebagian bumi hingga menjadi gelap. Sama seperti perasaan Sisi saat itu, hancur lebur tak tersisa dan gelap tanpa cahaya.
Tetapi apa boleh buat hubungannya yang sudah berlangsung 4 tahun harus berakhir karena sebuah penghianatan. Sisi masih bingung mengapa Didi meninggalnya dan memilih dengan orang lain. Satu pertanyaan yang selalu terngiang dalam benaknya. “Apakah karena tidak berkomunikasi selama berbulan-bulan dia menjadi berubah???? atau mungin ada penyebab lain?, entahlah”. Karena hanya Tuhan dan Didi yang Tahu. Tapi ya sudahlah itu memang sudah menjadi keputusannya. Meskipun sebenarnya Sisi masih mencintai dan tidak rela kehilangannya.
Saat itu Sisi hanya bisa bersedih dan menangis tanpa suara. Mecoba menahan tapi kesanggupannya telah sirna. Berusaha tetap tegar tapi pondasinya telah runtuh. Bersikap biasa jasa walau hatinya mengalami luka yang luar biasa. Dan Sisi kembali membayangkan kilas balik kebelakang, bahwa menjalin hubungan yang sudah 4 tahun itu tidak gampang dan tidak sebentar, tetapi harus berakhir dengan cara pengianatan yang sangat menyakitkan seperti itu.
Mulai saat itu, Sisi tidak berani dekat dengan yang namanya pria, Sisi Trauma, karena Sisi tidak mau pengalaman yang sanagat menyakitkan itu terulang lagi padanya.
SELESI....
- Karya :Jamilatus Siroh
Sekian Cerpen Penghianatan ini penulis sajikan. Semoga bisa menjadi hiburan dan pelajaran kita semua.
Jika ada kesamaan nama, tempat, waktu, peristiwa dan juga jalan cerita itu adalah hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Baut JS, sebelumnya penulis minta maaf karena sudah memasukkan cerpen mu ke blog ini dan juga mengeditnya dibeberapa bagian namun penulis berusaha tidak mengubah inti dan jalan ceritanya.
Dan jika ada kasalahan dalam penulisan kata atau apapun itu. Penulis minta maaf yang sebesar-besarnya.
0 Response to "Cerpen ~ Penghianatan ~"
Posting Komentar
1. Komentar spam, menyertakan link aktif dan alamat blog tidak akan muncul.
2. Tidak semua pertanyaan sempat atau bisa dijawab.
3. Bagi yang mau tanya, sebelum bertanya, silakan cari dulu di Kotak Pencarian di Sidebar.
4. Bagi yang ingin Puisi atau Artikel lainnya masuk ke blog ini silahkan kirim ke Jamilatussiroh1@gmail.com (beserta nama pengirim jangan lupa)
Thanks for visiting and the comment :)